
Gajah Mina di Campuhan: Warisan Simbolik atau Ritual Pelepasan Jiwa?
Bumi yang kita tempati memiliki unsur-unsur diantaranya air, api, udara, tanah, dan langit yang dalam keyakinan masyarakat Hindu dikenal dengan Panca Maha Bhuta (Lima elemen dalam diri). Masing-masing dari semua unsur tersebut memiliki kekuatan yang dalam dunia spiritual hal ini menjadi sangat penting dalam meningkatkan spiritual meraka. Selain itu dalam masyarakat Hindu sangat meyakini ada wujud makhluk astral yang menjadi simbol kekuatan yang selalu hidup dan menjaga penganutnya.
Gajah Mina, makhluk yang berwujud ikan berkepala Gajah adalah salah satu wujud yang diyakini mampu menjadi jalan peningkatan spiritual. Gajah juga bisa dimaknai sebagai simbol kebijaksanaan dan keteguhan dalam menjalani dharma sedangkan Mina atau ikan adalah simbol dări kesadaran.
Penyatuan kedua wujud ini merupakan simbol keseimbangan yang mampu mengantarkan dan membebaskan sang jiwa menuju penyatuan kepada Sang Pencipta.
Pembuatan Gajah Mina di Campuhan : Ketika Alam Menjadi Gerbang Menuju Keabadian


Pembangunan patung Gajah Mina yang tarletak di Campuhan dibuat atas petunjuk Ratu Bagus yang diterima oleh Jero Lanang. Patung ini akan dibuat dengan panjang sekitar 9 meter dari kepala hingga ujung ekor. Di punggung Gajah Mina akan dibuat “Meru Tumpang Pitu” ( bangunan beratap tujuh) yakni bangunan candi suci dengan tujuh tingkat sebagai simbol peningkatan pencapaian spiritual. Dihitung dari pondasi permukaan tanah hingga puncak, ketinggian meru mencapai 8 meter.
Sebuah Wujud Rasa Syukur : Awal dari Perjalanan Sakral Menuju Penyempurnaan Bentuk dan Makna.

Kerangka Gajah Mina yang dibalut kain sementara dalam rangka menyambut perayaan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2025, menandai awal dari perjalanan sakral menuju penyempurnaan bentuk dan makna.