Om Swastyastu, kami ingin berbagi pengalaman serta mengungkapkan pemahaman kami selama mengenal Ashram dan belajar bersama Ratu Bagus, dari semenjak awal pembangunan Ashram hingga saat ini. Dulu, Ashram dikenal dengan nama Taman Telaga Emas, di mana pada waktu itu kami menyaksikan Ratu Bagus, Mama Istri, dan dan orang-orang Bali membangun Ashram dari awal dengan penuh keikhlasan dan kegembiraan. Dan selama kami bersama Ratu Bagus, banyak hal yang kami dapatkan. Ratu Bagus selalu mengajarkan cinta kasih dan membukakan pintu bagi siapapun yang ingin datang dan belajar di Ashram. Ada hal-hal dan prinsip yang perlu diperhatikan dalam spiritual Bio Energi, yaitu yang sejati atau jati diri, serta yang tidak sejati yaitu yang selalu menggoda dan menghambat perjalanan dan peningkatan spiritual yang kita sebut dengan “gandongan” atau beban diri.

Beban atau spirit negatif kita, seringkali mengarahkan diri kita kepada hal-hal yang sifatnya merusak diri dan orang lain. Apalagi saat ini, terlihat dan terasa secara nyata dengan tiadanya beliau Ida Ratu Bagus. Terkadang tanpa sadar kita diarahkan berjalan menyimpang serta tidak sesuai dengan ajaran-ajaran yang selama ini diberikan oleh beliau Ratu Bagus. Beliau selalu mengajarkan kita untuk merasakan kebebasan, namun teratur dengan terfokus pada sang jiwa. Dulu, Ratu Bagus juga sering menyampaikan bahwa, tidak ada manajemen pikiran tetapi bebaskanlah jiwamu. Namun, spirit negatif dari pikiran kita selalu berusaha untuk mengatur yang tak terlihat dan mengekang kebebasan daripada jiwa kita.
Ini bukan berarti kami mengeluh, kami hanya ingin berbenah serta tidak menyimpang dari apa yang menjadi tujuan kami semua disini untuk belajar. Terkadang, pikiran negatif kita mengarahkan pada suatu kepentingan, dimana sesuatu yang terlihat terasa seperti politik dan ego kita yang kental, tanpa pernah melihat budaya serta keadaan yang sesungguhnya. Perbedaan dan kebencian yang tercipta, tanpa sadar membuat semua narasi-narasi yang berkembang seolah-olah merasa “saya orang Ratu” dan merasa sudah bisa segalanya tanpa sedikitpun menggunakan rasa. Kita harus ingat, mengenal Ratu Bagus hendaknya dengan rasa bukan dengan opini serta narasi yang dihembuskan oleh pandangan kiri dan kanan.

Begitulah hebatnya pikiran sehingga apa yang kita lakukan, kita merasa itu benar, padahal dengan membangkitkan rasa, kita akan tahu apa sesungguhnya yang patut dilakukan untuk menjaga harumnya nama dan ajaran Beliau Ratu Bagus. Beliau juga pernah berpesan jangan sampai kita mengikuti pikiran negatif, kemudian berkarma, yang kemudian akan merusak diri dan orang lain. Beliau juga mengajak kita semua bersatu dalam jiwa dan mengikuti hati nurani kita, yang maha benar untuk Ashram yang kita cintai, bukan merusak tatanan yang telah beliau wariskan kepada kita untuk generasi ke depan. Jangan menebar kebencian, karena semua itu akan berbalik pada diri kita. Memang dalam suatu proses peningkatan spiritual akan ada dua hal yang muncul, yaitu yang baik dan yang tidak baik, lanjutkan itu semua hingga menemukan kemurnian, begitu yang sering Beliau Ratu Bagus sampaikan kepada kita. Buat dan narasikan kebaikan yang kita peroleh kepada umat, bukan kejelekannya. Begitu caranya untuk membantu meringankan beban alam ini yang sudah sangat berat.
Ashram ini dibangun dengan pondasi ketulusan seluruh para sisya, baik yang tinggal di dalam Ashram dan mereka yang tinggal di luar Ashram, yang dimana setiap ada kesempatan mereka datang untuk shaking kemudian bergotong royong bersama-sama. Semuanya memiliki kontribusi hingga berdiri megah hingga saat ini. Kita semua bersaudara, kita semua adalah saudara yang disatukan oleh energi. Janganlah nodai ashram kita yang telah kita bangun dengan kucuran keringat dan tantangan yang luar biasa.

Yang membuat kami merasa sangat bersyukur dan terharu, ketika apa yang menjadi cita-cita luhur Beliau Ratu Bagus kini dilanjutkan oleh putra Beliau. Hal yang tidak pernah kami duga, disaat hati kami merasa kosong, terobati oleh hadirnya sosok Jero Lanang yang persis mengikuti langkah beliau Ratu Bagus. Itupun tidak serta merta terjadi, karena kami pun harus bersusah payah menggali rasa didalam diri hingga akhirnya menyadari kehadiran Beliau. Kami mencoba mencari tahu, mendekat dan merasakan apa yang sesungguhnya terjadi, bukan meyakininya dengan pengetahuan duniawi. Di saat kami menemukan rasa itu, hati kami merasa tersentak, terharu dan bahagia. Jika kita mencintai Ratu dengan “mata”, pasti kita akan merasa kehilangan, tetapi jika kita mencintai Ratu dengan “hati”, maka Ratu akan selalu hadir dimanapun kita berada. Ratu Bagus, Beliaulah satu-satunya guru kami.
Itulah sekelumit proses perjalanan kami serta pesan-pesan beliau yang mampu terangkum, terima kasih Ratu Bagus, terima kasih saudaraku semuanya.
Om Swastyastu Ratu Bagus.